Tuesday, January 24, 2006

Neraka Manajemen



Neraka Manajemen,
Gilbreath, Robert D.
Kaifa


Sewaktu melihat buku ini pertama kali saya tertawa. Cover buku ini betul-betul kocak, setelah membaca ringkasan cerita dicover belakang saya langsung membelinya. Sayang sekali tdak ada buku sampel untuk saya skimming sebentar. Aneh, biasanya saya malas membeli buku yang tidak bisa saya baca sampelnya karena takutnya setelah beli bukunya mengecewakan. Sepertinya saya memutuskan untuk membeli karena saya kalah dengan ego saya : "Oh, lihatlah budak-budak itu, lucu sekali mereka".

Bukunya tidak mengecewakan. Saya beruntung !. Buku ini merangkum 12 masalah yang sering dihadapi oleh para manajer di perusahaan yang mereka kelola. Masalah-masalah tersebut contohnya Sentralisai yang berlebihan, budaya kompromi yang membikin perusahaan lambat mengambil keputusan, birokrasi yang justru menyebabkan perusahaan mati pelan-pelan dan masih banyak problem lain.

Masalah-masalah manajerial itu dikemas dalam cerita-cerita yang bersetting di berbagai masa dan lokasi. Dari zaman Babilonia, Romawi, Bahkan sampai era modern. Ceritanya juga bertema heroisme, komedi, misteri diselingi kisah 12 manajer yang terjebak di neraka manajemen yang jika mereka hendak keluar dari sana mereka harus mengisahkan 12 cerita kepada penguasa Neraka. Kisah-kisah yang terdapat di buku ini adalah kisah karangan mereka. Kisah yang mengambil setting berbagai masa dan tempat serta menggunakan tokoh-tokoh sejarah serta fiksi inilah yang membuat buku ini menarik. Namun tetap tidak ada yang baru dalam buku ini mengenai dunia manajemen. Hanya pengingat akan kesalahan-kesalahan saja, yang walaupun kita tahu itu salah tetapi kadang-kadang dilakukan juga secara tidak sadar.

Salah satu kisah yang paling saya sukai adalah kisah tentang Spartacus (yang juga bisa anda baca disini) dan kisah misteri a la Edgar Allan Poe yang berjudul 'kisah sebuah mesin teleks'. Untuk sidang pembaca, baik manajer atau bukan, buku ini bisa dibaca sebagai pengingat akan kesalahan manajerial atau sekedar berekreasi keluar dari rutinitas 8 jam yang membosankan. "Ah, lihatlah budak-budak itu...iiih, luthunaaa..."


-- rekan uyo